Hoho...masih bersama saia Chef Victor dengan Silly & Funny Writings dalam artikel Bukan Tulisan Ilmiah. Kali ini saia ingin mencoba bercerita mengena ubur-uburi Nomura. Tulisan tentang ubur-ubur Nomura ini saia bagi menjadi dua bagian (parts). Part I akan menceritakan mengenai biologi dari ubur-ubur dan juga ubur-ubur Nomura yang meliputi siklus hidup, laju pembiakan, persebaran, dan cara makan. Part II akan melanjutkan ceritanya dengan hubungan antara Nomura dengan manusia ayng meliputi permasalahan yang ditimbulkan serta bagaimana cara penanganannya. Jadi, untuk mengetahui secara lebih mendetail, silahkan simak tulisan berikut di bawah ini.
Pengantar
Hmm apakah Nomura itu? Ya Nomura merupakan nama dari suatu jenis ubur-ubur, Nemopilema nomurai. Ubur-ubur ini memiliki ukuran yang besar, tepatnya nomor dua terbesar di dunia. Nah kali ini, beberapa negara di dunia ini sedang mengahadapi krisis yang berkaitan dengan ubur-ubur. Ya, negara-negara tersebut sedang diinvasi oleh ubur-ubur. Selain merusak perekonomian, ubur-ubur memiliki sengat beracun yang membahayakan bagi manusia. Kita pun kemudian bertanya, darimana ubur-ubur tersebut datang? Mengapa mereka datang dalam jumlah besar? Dan bagaimana cara menanganinya? Well semua pertanyaan tersebut akan saia coba bahas dalam tulisan ini.
Siklus Kehidupan Ubur-ubur Nomura
Ubur-ubur Nomura (Nemopilema nomurai) atau di Jepang juga disebut sebagai ubur-ubur Echizen seperti layaknya ubur-ubur pada umumnya. Siklus hidupnya terdiri atas tiga fase, yaitu fase planula, fase polip, dan fase medusa. Fase planula merupakan awal kehidupan ubur-ubur setelah menetas dari telur. Fase planula bersifat planktonik (fase bergerak namun pergerakannya lebih cenderung didominasi oleh arus air) selama beberapa lama hingga menemukan tempat yang cocok untuk melanjutkan pertumbuhan. Ketika tempat yang cocok sudah ditemukan, planula akan menempel pada tempat tersebut dan melanjutkan ke fase berikutnya, yaitu fase polip. Fase polip ini secara umum dikenal sebagai fase sesil (menempel pada substrat atau tidak bergerak) dan akan mencari makan dengan menyaring zooplankton pada perairan disekitarnya. Namun demikian, polip ubur-ubur Nomura dapat "berjalan" atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain di sebelahnya. Uniknya, perpindahan ini disertai dengan meninggalkan sebagian kecil jaringan polip di tempat asalnya dan jaringan tersebut dapat tumbuh menjadi polip baru. Jadi, semakin banyak polip ini 'berpindah', semakin banyak juga kelipatan polip yang ada. Polip yang sudah dewasa/matang selanjutnya akan memasuki fase medusa, yaitu fase dari ubur-ubur seperti yang umumnya kita ketahui. Fase medusa ini kembali bersifat planktonik, berenang kemana arus lautan membawanya. Pada fase medusa ini juga ubur-ubur mencapai fase reproduktifnya, yang artinya saat yang tepat untuk melakukan perkawinan. Perkawinan dalam biologi seperti yang kita ketahui adalah pertemuan dan penyatuan sel gamet/kelamin jantan dengan betina untuk menghasilkan zigot. Zigot kemudian akan berkembang di dalam telur yang kemudian akan menetas menjadi planula dan meneruskan siklus kehidupan berikutnya.
Ketika Sepasang Menjadi Jutaan Pasang
Sekarang mari kita sedikit berhitung mengenai berapa banyak ubur-ubur yang dapat dihasilkan dari sepasang ubur-ubur Nomura yang melakukan perkawinan. Proses perkawinan meliputi pelepasan jutaan sel kelamin jantan (sperma) ke perairan yang kemudian akan berenang masuk ke dalam organ kelamin betina dan membuahi sel-sel telur (ovum) di sana. Jutaan sel sperma ditambah jutaan sel telur sama dengan jutaan zigot. Ya perkawinan ubur-ubur Nomura menghasilkan jutaan zigot yang artinya adalah jutaan planulae. Apabila kondisi lingkungan cocok untuk pertumbuhan, maka jutaan planulae tersebut akan berkembang menjadi jutaan polip. Namun jangan lupa bahwa polip dapat 'berpindah'. Apabila dianggap satu polip 'berpindah' sebanyak seratus kali selama kelangsungan fasenya, maka jutaan polip tersebut telah diperbanyak menjadi ratusan juta polip. Nah, masing-masing polip ini akan melepaskan medusa dalam jumlah yang pastinya lebih dari satu. Apabila masing-masing polip melepaskan sepuluh medusae, maka hitungan akhirnya adalah kita telah mendapatkan satu milyar ubur-ubur!! Cukup banyak kan??
Persebaran Ubur-ubur
Setelah mengetahui bagaimana dan berapa banyak pembiakannya, tentunya kita juga bertanya mengenai bagaimana kondisi cocok yang memicu perbanyakan ubur-ubur Nomura dan juga ubur-ubur pada umumnya. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa ubur-ubur merupakan salah satu dan mungkins satu-satunya mahluk hidup yang dapat bertahan pada kondisi perairan yang miskin oksigen. Daerah perairan dengan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen) dibawah 2 mg/L (2 ppm) atau yang sering juga disebut sebagai dead zone masih memungkinkan ubur-ubur untuk hidup, dimana tidak ada hewan atau tumbuhan lain dapat hidup. Masih belum diketahui bagaimana ubur-ubur Nomura dapat hidup serta berkembang biak pada kondisi perairan tersebut. Salah satu penelitian menyatakan bahwa, kadar air pada tubuh Nomura atau juga pada ubur-ubur lainnya yang mencapai 95% membantu mempertahankan kadar oksigen terlarut agar dapat menghidupi jaringan tubuhnya. Bandingkan dengan kadar air pada kita manusia yang hanya 65-70%.
Cara Makan
Dalam hal mencari makan, ubur-ubur Nomura mengembangkan strategi yang cukup berhasil untuk mempertahankan dirinya terhadap kompetisi di lautan. Tidak seperti ubur-ubur lainnya yang mencari makan dengan berburu, ubur-ubur Nomura mencari makan dengan menyaring perairan menggunakan ribuan tentakel kecilnya. Hasil saringan yang didapat umumnya adalah zooplankton dan penelitian mencatat bahwa ubur-ubur Nomura dewasa dapat menghabiskan zooplankton pada perairan seukuran kolam renang standar olimpik dalam sehari. Saia rasa tidak heran mengapa tubuh ubur-ubur Nomura menjadi besar akibat kemampuan makannya itu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa zooplankton merupakan bagian penting dalam rantai atau jejaring makanan di lautan. Jadi, dengan habisnya zooplankton akibat disapu jutaan ubur-ubur Nomura maka ikan-ikan yang memakan zooplankton untuk kehidupannya akan kehabisan stok makanan dan mati. Hal yang sama juga akan terjadi pada ikan besar yang memakan ikan kecil tersebut dan seterusnya. Selain itu apabila terdapat ikan kecil tidak beruntung yang berada pada arah laluan jutaan ubur-ubur Nomura tersebut pasti dijamin akan mati akibat terkena sengatan tentakelnya.
Yaa sampai disini dulu tulisan mengenai Nomura. Nantikan Nomura Part II yang akan membahas hubungan antara Nomura dengan manusia serta penanganan dampaknya. Ditunggu yak ^^/
2 komentar:
Though I can't understand it... the picture was awesome =) I can't believe that there's a big jellyfish... ;)
Oh I thought that you were Indonesian. It's so unfortunate then I wrote it in Indonesian, because my english is not too good in writing.
There I tell a story of the jellyfishes including their life cycle, habitats, and recent discoveries that they're invading us humans. The cause? well, ocean pollution cause by us :)
Posting Komentar