Selasa, 03 Agustus 2010

Cetacea: Sebuah Bangsa Besar yang Terancam (Part I)


Pengantar
Anda merasa sudah tahu banyak mengenai bangsa paus atau yang secara taksonomis disebut Ordo Cetacea? Saya rasa tidak...kenapa? karena saya pun juga masih belum tahu banyak hahahaha.... Mungkin beberapa yang membaca tulisan ini merasa bahwa informasi yang dituangkan masih terlalu rendah untuk disebut sebagai tulisan ilmiah. Tapi biarlah, karena ini memang bukan tulisan ilmiah. Ini hanya sebuah tulisan untuk berbagi pengetahuan mengenai setitik informasi dalam khasanah dunia biologi.

Oke, kita mulai dengan sebuah definisi. Ordo (bangsa) Cetacea merupakan sebuah bangsa yang mencakup paus, lumba-lumba, dan pesut yang hidup pada lingkungan perairan dan sebagian besar berada di laut. Masyarakat awam sering menyamakan golongan ini dengan ikan, sehingga memanggilnya dengan sebutan 'ikan paus' atau 'ikan lumba-lumba'. Tentu saja ini merupakan hal yang keliru karena Ordo Cetacea berada dibawah Classis (kelas) Mammalia yang merupakan hewan menyusu dan sebuah hal yang dapat dipastikan adalah ikan tidak menyusu. Yah, Cetacea memang terkenal karena paus dan paus yang umumnya kita kenal merupakan hewan yang besar, beberapa memang sangat besar. Namun ketidakberuntungan bagi mereka, karena kalimat 'big is beautiful' justru ternyta sangat berlawanan dengan kenyataanya. Pada saat ini, beberapa anggota dari bangsa Cetacea yang besar-besar itu justru mendapatkan suatu ancaman. Well, bukan ancaman untuk menguruskan badan, tetapi yang lebih buruk lagi yaitu ancaman akan kepunahan. Lalu, siapa yang mengancam? ya sudah pasti, yang lagi nulis ini, tidak lain dan tidak bukan adalah manusia....suatu spesies yang menamakan dirinya 'si pemikir' (Homo sapiens) alih-alih 'si pemusnah'.

Nah, mengapa mereka terancam punah? ternyata curhatnya mereka menjelaskan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menghasilkan keturunan, alias butuh waktu lama baru punya anak. Mau program KB untuk hewan begini? jangan berharap terlalu tinggi bro. Kemudian ditambah satu masalah lagi bahwa ternyata 'si pemikir' ini sepertinya memang secara tidak tersadarkan telah 'berpikir' untuk memusnahkan mereka....entah apa alasannya. Jadi enaknya gimana? musnahkan atau tidak? yah semoga uraian mengenai bangsa Cetacea berikut ini dapat membantu kita berpikir lebih panjang, lebih lebar, dan lebih dalam membuat kebijakan tersebut. Biar bagaimanapun, karena kita adalah 'si pemikir'.

Klasifikasi dan Deskripsi
Pengelompokan terhadap Cetacea membaginya menjadi dua berdasarkan jenis makanannya, yaitu Mysticeti (Baleen Whales / Paus bersurai) dan Odontoceti (Toothed Whales / Paus bergigi). Sebenarnya masih ada satu kelompok lagi sih, namanya Archaeoceti, yaitu kelompok yang terdiri atas paus-paus purba. Paus bersurai dinamakan demikian karena memiliki gigi yang termodifikasi menjadi seperti sisiran atau surai dan berguna untuk menyaring makanan berupa krill (sejenis udang-udang kecil yang mengapung). Surai ini terdiri atas protein keratin, protein yang tepat sama seperti protein yang menyusun rambut dan kuku kita. Rambut-rambut halus yang ada pada batang keratin tersebut berfungsi untuk menyaring makanan. Pada paus bersurai, tinggi surai dapat mencapai sekitar satu meter pada paus biru (Balaenoptera musculus) dan lebih dari tiga meter pada paus Bowhead (Balaena mysticetus). Paus bergigi memiliki gigi yang dirancang untuk menangkap mahluk laut dengan ukuran lebih besar. Bentuk giginya menyerupai kerucut yang berguna untuk menerkam mangsa namun tidak untuk mengunyahnya. Jadi singkat kata, paus bergigi menelan mangsanya bulat-bulat.

Beberapa contoh paus bersurai adalah paus biru (Balaenoptera musculus), paus bongkok (Megaptera novaengliae), paus bowhead (Balaena mysticetus), dan lainnya. Sedangkan contoh paus bergigi adalah paus orca (Orcinus orca), paus sperma (Physeter catodon), paus beluga (Delphinapterus leucas), paus narwhal (Monodon monoceros), dan lainnya. Dalam hal ukuran tubuh, sebenarnya anggota bangsa Cetacea memiliki kisaran tubuh yang cukup besar, mulai dari sepanjang dua meter hingga lebih dari 25 meter. Namun pada umumnya bangsa Cetacea dikenal karena anggotanya mencakup paus berukuran besar, bahkan paus biru (B. musculus) merupakan hewan terbesar di dunia dengan panjang 25 meter dan berat mencapai 120 ton pada individu dewasa. Hmm...sebuah kapal selam hidup.

Sebuah kehidupan berbalik kembali ke laut
Hal yang cukup menarik untuk dibicarakan mengenai paus adalah dari segi jalur evolusinya. Sebagai salah satu anggota dari Classis Mammalia yang sebagian besar anggotanya merupakan hewan darat tentu merupakan hal yang cukup aneh ketika kita melihat paus, seekor mammalia, menghabiskan seluruh hidupnya di laut terbuka. Beberapa ahli evolusi mengatakan bahwa bangsa Cetacea merupakan sebuah bangsa yang aneh dan cukup menyimpang dari jalur evolusi apabila dibandingkan dengan kerabatnya yang sesama mammalia. Bagaimana tidak aneh? Disaat kerabatnya yang lain mencari makanan dan tempat hidup di darat, Cetacea malah lebih memilih untuk berbalik ke laut.

Kalau seandainya Cetacea berpendapat, mungkin di daratan kompetisinya cukup tinggi sehingga mereka lebih memilih untuk mencari tempat hidup baru yang lebih sepi, luas, namun banyak makanan. Beberapa bahkan telah memodifikasi gigi mereka menjadi surai untuk menyesuaikan dengan salah satu jenis makanannya di lautan terbuka, yaitu krill. Yah, begitulah paus bersurai mendapatkan namanya. Studi evolusi berdasarkan genetika dan catatan fosil menunjukan bahwa nenek moyang paus memang merupakan hewan yang pernah hidup di darat, walaupun tidak sepenuhnya. Fosil mengenai nenek moyang paus tertua (Pakicetus) merupakan hewan yang hidup di perairan rawa namun kembali ke darat untuk berkembang biak. Fosil nenek moyang paus berikutnya (Ambulocetus dan Rhodocetus) juga merupakan hewan rawa mirip seperti Pakicetus. Catatan fosil mengenai bentuk tubuh ketiga nenek moyang paus tersebut menunjukan adanya empat tungkai berselaput, menjelaskan bahwa mereka adalah perenang.

Evolusi berikutnya lebih memaksimalkan kemampuan untuk hidup sepenuhnya di perairan terbuka, yaitu sistem pendengaran dalam air, ekor berbentuk sayap, adanya sirip sebagai hasil modifikasi tungkai depan, serta reduksi tungkai belakang membuat Cetacea lebih sukses pada kehidupan perairan. Basilosaurus dan Dorudon merupakan paus purba yang menjadi cikal bakal paus-paus yang terdapat pada saat ini. Kedua jenis paus ini masih ketinggalan satu hal dibandingkan paus masa kini, yaitu kemampuan pemetaan target berdasarkan pemancaran gelombang suara (echolocation). Hal ini disebabkan sistem organ pendengaran dan penghasilan gelombang suara yang belum sempurna pada kedua jenis paus purba tersebut. Namu evolusi selanjunya akan menyempurnakan hal tersebut sehingga menjadi seperti yang ada pada paus masa kini.

Sumber: Berbagai Sumber

Tidak ada komentar: