Sabtu, 28 April 2012

Sebuah Tulisan Evolusi dan Filogeni: Pengantar Menuju Filogeni Molekular

The first proposed nucleotide substitution model, Jukes-Cantor one-parameter model (JC69)
Hmm...lama tidak menulis karena menggalau ria, tapi sebenarnya ya juga bingung apa yang mau digalaukan. Yasudalar, yang penting sekarang Chef Victor kembali meramaikan notes lagi dengan tulisannya yang sedikit menggugah mimpi buruk. Oke, kali ini saia akan mencoba berbagi pikiran mengenai evolusi dan filogeni. Santai saja lar, karena saia tidak akan membahas pertanyaan klasik itu ­-- apakah manusia berasal dari kera? So, mari kita mulai....*tuing..tuing..tuing*

Kita mulai dengan sebuah definisi. Well evolusi merupakan proses perubahan -- ya seringkas dan sebatas itu saja pendefisiannya. Kelanjutan dari definisi ini kemudian berkembang lagi menjadi tiga pertanyaan berikutnya, yakni: (1) apa yang berubah, (2) bagaimana perubahan terjadi, dan (3) mengapa perlu berubah? Evolusi itu sebenarnya mencakup semua hal yang ada di dunia ini, karena jelas apapun pasti berubah. Namun disini saia menekankan pada evolusi organisme, ya mahluk hidup. Perubahan pada mahluk hidup pun bermacam-macam, dimulai dari yang paling mendasar yakni susunan struktur molekul yang terdapat pada DNA hingga pada struktur, fungsi, dan prilaku dari mahluk hidup tersebut. Kemudian bagaimana perubahan itu berlangsung bergantung pada dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah mutasi dan faktor eksternal meliputi seleksi alam, ukuran populasi, serta interaksi intra- maupun antar populasi. Selanjutnya, mengapa perlu berevolusi? jawabannya sesederhana menjawab pertanyaan "mengapa kita perlu makan?". Ya itu, untuk hidup. Evolusi merupakan cara mahluk hidup untuk dapat terus hidup dan menghasilkan keturunan yang juga dapat bertahan hidup, seperti salah satu kalimat terkenalnya Mbah Darwin "survival of the fittest".

Nah setelah tulisan singkat mengenai evolusi ini, lantas apa hubungannya dengan filogeni? Izinkan saia mengutip kalimat dari buku Campbell's Biology mengenai kaitan keduanya. Apabila evolusi itu menggambarkan bagaimana prosesnya, maka filogeni itu menggambarkan pola perubahannya. Itu artinya filogeni sama seperti mempelajari sejarah biologi. Rangkaian cerita dalam filogeni dapat diperoleh dari penggalan sejarah yang ditinggalkan oleh mahluk hidup dari waktu ke waktu yang disebut dengan fosil. Dengan demikian kita bisa memperoleh rangkaian cerita evolusi suatu mahluk hidup dari waktu ke waktu hingga ke turunannya yang masih hidup sekarang ini. Penggalan-penggalan sejarah yang digabungkan satu sama lain ternyata memberikan pola seperti pohon. Hal itu berarti bahwa suatu mahluk hidup tidak berevolusi secara sendiri-sendiri melainkan pada suatu titik tertentu mereka berbagi leluhur dengan mahluk hidup lain, persis seperti kakak adik yang memiliki orang tua yang sama. Nah dari sanalah gambaran filogeni yang seperti pohon itu mendapatkan namanya "Phylogenetic Tree of Life".

Hingga saat ini proses penjabaran evolusi dan prediksi filogeni suatu mahluk cukup dimungkinkan dengan keberadaan fosil. Kenapa fosil bisa bertahan melalui waktu yang begitu lama hingga jutaan tahun? yaa karena fosil itu barang keras, sehingga relatif awet ketika tertimbun dalam lapisan bumi. Tapi lantas bagaimana menggambarkan filogeni dari suatu mahluk hidup yang tidak ada fosilnya? Gak usa jauh-jauh deh, sekarang bagaimana membuat filogeni bakteri dari awal kehidupan sampai sekarang?

Dengan perkembangan biologi molekular dan bioinformatika sekarang ini, hal itu menjadi mungkin. Hal ini disebabkan oleh penemuan bahwa rekam jejak evolusi mahluk hidup tersimpan dalam DNA-nya. Pola DNA ini yang kemudian diwariskan secara turun-menurun hingga ke keturunannya yang sekarang ini kita jumpai, dan pastinya dalam keadaan hidup. Pembandingan urutan DNA antar mahluk hidup dengan berbagai algoritme statistika memungkinkan kita untuk mereka-reka kembali bagaimana pola evolusi mahluk tersebut. Tahapan singkat mengenai bagaimana merekonstruksi pohon filogeni berdasarkan urutan DNA akan saia coba jabarkan secara singkat. Tahapan tersebut meliputi (1) penjejeran urutan DNA (alignment), (2) rekonstruksi pohon filogeni, (3) interpretasi dan analisis pohon yang dihasilkan, dan (4) penarikan simpulan mengenai filogeni tersebut.

Proses alignment bertujuan untuk mencari kesamaan daerah antar urutan DNA mahluk hidup yang dibandingkan. Kesamaan daerah ini kemudian diasumsikan sebagai 'homolog', yakni daerah yang diyakini merupakan warisan dari leluruh bersama mereka. Kemudian, dari hasil alignment tersebut dibuat menjadi pohon filogeni dengan konsep, asumsi, dan perhitungan tertentu yang tentu saja....sangat statistik!! Saat ini ada berbagai macam program rekonstruksi pohon filogenetik seperti PHYLIP, MEGA, HyPhy, Tree Puzzle, IQPNNI, MrBayes, CLUSTAL, PAUP*, RDP, dll masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Oh satu hal yang perlu diingat -- sampai sekarang ini (27 Apr 2012) program-program tersebut masih gratis lohh!! Setelah pohon yang kita inginkan itu terjadi, tentu saja kita senang. Horeee!! pohonnya muncul!! Namun permasalahan klasik pun muncul, yakni pesan moral apa yang terkandung dibalik gambar pohon tersebut? Nah disini kemampuan kita dalam menganalisis kaitan antara urutan DNA, dasar algoritme program, dan latar belakang mengenai mahluk hidup yang dipakai dalam pembuatan pohon pun diuji. Membuat pohon itu satu hal, tetapi menjabarkan pohon itu hal yang lain lagi.

Pada akhirnya setelah menganalisis sana-sini, sampai juga kita pada tahap terakhir yakni penarika simpulan. Pada tahap ini ada satu hal yang perlu diingat dengan baik. Semua filogeni entah itu berasal dari data molekular maupun data fosil adalah bersifat hipotetikal alias prediksi. Hal itu disebabkan karena kita tidak mungkin mengulang kembali ke masa lalu dan sifat dari penggambaran filogeni yang kita lakukan adalah berbasis pada sampling. Kita merekonstruksi sesosok mahluk berdasarkan struktur tulang dan keadaan lingkungan pada saat itu, namun kita tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya keseluruhan mahluk tersebut. Penggambarannya hanyalah bersifat prediktif berdasarkan sampel fosil yang ada. Hal yang sama juga berlaku pada filogeni molekular (DNA, RNA, atau protein), yang bisa dengan kasar saia menyebut kita memprediksi suatu mahluk berdasarkan materi genetiknya.

Yahh kurang lebih sampai disini dulu materinya. Semoga teman-teman pembaca  menjadi lebih mengerti bahwa evolusi dan filogeni itu tidak sekedar (atau malah bukan sama sekali) kera --> manusia....heheheh

Regards,
Victor Apriel

Tidak ada komentar: