Kamis, 24 Mei 2012

Sebuah Tulisan Evolusi dan Filogeni: Kumannya Berevolusi!!!

Hmm...saia masih mumet meramu bahan untuk serial tulisan ini, jadilah saia mencoba menggunakan bahan lain dulu untuk disisipkan. Ingat lho, menunda tulisan berarti menambah penyesalan kata Oom Anies Baswedan. Tapi saia tidak menunda, hanya menambalnya dengan tulisan lain. Oke langsung saja kita masuk ke inti cerita.

Ide penulisan ini muncul seketika ketika saia sedang menonton sebuah iklan. Sunggu iklan yang sangat menggugah ilham bukan. Iklan itu adalah iklan Li*eb*oy (kalo dibaca jadi "Lie Boy"...hahaha), sebuah iklan sabun mandi kesehatan yang mengandung blah..blah...blah... intinya kalo dipake nanti kita jadi sehat! Nah ada apa dalam iklan itu sehingga terkait dengan tulisan saia yang satu ini? Well, saia tertarik dengan salah satu pernyataan yang diucapkan oleh pemeran "dokter" disana, yakni "kuman yang sedang berevolusi". Nah apakah tepatnya maksud dari kuman yang sedang berevolusi tersebut? Apakah si dokter berhasil menekankan maksudnya dengan benar ke benak para pemirsa? Ataukah sebenarnya tidak ada maksud pemaknaan yang sedalam itu pada iklan tersebut?

Oke, mari kita jawab satu per satu. Jadi yang dimaksud dengan kuman yang sedang berevolusi adalah para kuman yang sedang berubah. Cukup semudan dan sesulit itu saja penjelasannya. Namun mari kita coba untuk melihatnya dengan lebih mendalam. Evolusi atau perubahan yang dimaksud dapat dimaknai pada berbagai tingkatan, mulai dari yang paling sederhana yakni DNA, protein, hingga ke stuktur dan fungsi dari si kuman itu sendiri. Lantas apa tujuan dari semua perubahan itu? ya jelas untuk beradaptasi dengan lingkungan yang semakin tidak bersahabat lah. Perlu kita ketahui bahwa penggunaan bahan kimia pembunuh kuman (desinfektan) ibarat pisau bermata dua, dan celakanya kita melulu hanya diperlihatkan salah satu matanya saja.

Perubahan pada kuman dan juga seluruh mahluk hidup di dunia ini terus berlangsung dan akan terus seperti itu sampai kiamat. Jadi terlalu naif rasanya apabila kita berasumsi bahwa kuman itu hanya 1 jenis dan mereka tetap. Pemberian desinfektan pada kuman tentu akan mematikannya, namun jangan lupakan bahwa perubahan itu selalu ada. Artinya adalah ada sejumlah kecil kuman yang masih bertahan atau kebal terhadap serangan desinfektan tersebut akibat suatu perubahan yang dialaminya. Lambat tetapi pasti, serangan desinfektan tersebut akan mematikan kuman yang tidak kebal sehingga memberikan keuntungan dari segi kompetisi terhadap kuman-kuman yang kebal. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak, kuman-kuman kebal ini jumlahnya semakin meningkat dan kita secara awam menyimpulkan bahwa kuman yang dulu itu sudah berubah...sudah berevolusi.

Hal ini merupakan sisi mata pisau yang tidak disebutkan. Langkah menghadapi kuman yang telah kebal terhadap desinfektan tersebut adalah dengan mencari kandidat desinfektan baru yang ampuh menghadapi kuman-kuman kebal ini. Ketika desinfektan yang baru berhasil, perubahan pun akan senantiasa mengikuti dan siklus yang sama akan terulang lagi. Jadi, saran untuk menggunakan sabun dalam iklan tersebut untuk mencegah sakit pada anak lebih terkesan sebagai sebuah penyelesaian sementara saja. Yaaaa...daripada tidak sama sekali.

Perubahan seakan menjadi penyelamat para kuman tersebut, namun apakah tepatnya perubahan itu dan dimanakan tempat terjadinya perubahan tersebut? Kita mulai dari sebuah titik yang universal, mendasar, namun juga sangat vital. Ya apalagi kalau bukan DNA. Molekul DNA mengandung informasi untuk menghasilkan semua komponen sel pada kuman-kuman tersebut dan salah satu komponen vital pada kuman ini menjadi target dari si desinfektan. Dengan demikian, apabila komponen ini diubah maka desinfektan tidak lagi menjadi masalah. Perubahan pada skala DNA (mutasi) inilah yang menjadi awal evolusi. Mutasi DNA ini ada yang bersifat spontan dan juga ada yang bersifat adaptif. Pada akhirnya, urutan DNA yang berubah akan menyandi protein berbeda atau menghasilkan semacam kapsula pelindung yang mungkin tidak dapat dikenali oleh desinfektan, sehingga WAH...si anak menjadi sakit dan ITU KARENA KUMAN YANG SUDAH BEREVOLUSI.

Jadi, apakah si dokter berhasil menanamkan pemahaman diatas ke benak kita-kita yang menontonnya ini? Well, jawabannya saia serahkan kepada anda semua. Sedikit saran, pernyataan diatas sebaiknya diubah menjadi ITU KARENA EVOLUSI YANG TERJADI PADA SI KUMAN...hahaha

ENJOY!!

Regards,
Victor Apriel

Tidak ada komentar: